November 20, 2024

berita ekonomi digital

Ikuti perkembangan terbaru dalam dunia ekonomi digital melalui berita terkini dan analisis mendalam.

Penyakit Jantung Bawaan pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyakit jantung bawaan pada anak adalah kelainan jantung yang sudah ada sejak lahir, yaitu adanya masalah struktural atau fungsional pada jantung atau pembuluh darah yang mengalirkan darah ke atau dari jantung. Penyakit jantung bawaan adalah salah satu jenis cacat lahir yang paling umum ditemukan, dengan prevalensi sekitar 1 dari 100 kelahiran hidup di seluruh dunia. Meskipun beberapa anak dengan penyakit jantung bawaan dapat hidup dengan normal, kondisi ini memerlukan pengawasan medis yang ketat dan terkadang pengobatan atau tindakan medis untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang dapat terjadi.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, jenis-jenis penyakit jantung bawaan pada anak, serta pilihan pengobatannya.

Apa Itu Penyakit Jantung Bawaan pada Anak?

Penyakit jantung bawaan pada anak mencakup berbagai kelainan jantung yang sudah ada sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini dapat melibatkan berbagai bagian jantung, termasuk atrium (ruang atas jantung), ventrikel (ruang bawah jantung), katup jantung, dan pembuluh darah besar yang menghubungkan jantung dengan tubuh (seperti aorta dan pulmonalis). Penyakit jantung bawaan dapat bervariasi dari kondisi ringan yang tidak memerlukan pengobatan, hingga kondisi yang serius yang memerlukan intervensi medis segera.

Penyebab Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Penyakit jantung bawaan pada anak umumnya disebabkan oleh gangguan perkembangan jantung yang terjadi selama kehamilan. Meskipun penyebab pasti sering kali tidak diketahui, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan jantung bawaan pada janin, antara lain:

1. Faktor Genetik dan Keturunan

  • Penyakit jantung bawaan dapat diturunkan dalam keluarga. Anak-anak yang memiliki orang tua dengan riwayat penyakit jantung bawaan atau kelainan genetik tertentu lebih berisiko mengalami kondisi yang sama. Beberapa kelainan genetik, seperti sindrom Down, sindrom Turner, atau sindrom DiGeorge, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung bawaan.

2. Faktor Lingkungan

  • Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi ibu selama kehamilan, seperti paparan bahan kimia berbahaya, infeksi, atau obat-obatan tertentu, dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung bawaan pada anak. Misalnya, infeksi rubella (campak Jerman) selama kehamilan dapat menyebabkan cacat jantung pada bayi yang belum lahir.

3. Penyakit Ibu selama Kehamilan

  • Kondisi medis ibu, seperti diabetes atau hipertensi, dapat memengaruhi perkembangan jantung janin. Diabetes pada ibu hamil, khususnya yang tidak terkontrol, dapat meningkatkan risiko cacat jantung pada bayi.

4. Kekurangan Nutrisi

  • Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat berkontribusi terhadap kelainan jantung bawaan pada anak. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen asam folat selama kehamilan sangat dianjurkan.

5. Usia Ibu

  • Wanita yang hamil pada usia yang lebih tua (lebih dari 35 tahun) mungkin memiliki peningkatan risiko melahirkan anak dengan penyakit jantung bawaan.

6. Pengaruh Alkohol dan Merokok

  • Konsumsi alkohol atau merokok selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan berkontribusi pada kelainan jantung bawaan.

Jenis-Jenis Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Ada berbagai jenis penyakit jantung bawaan yang dapat memengaruhi anak-anak, yang dibagi berdasarkan bagian jantung yang terpengaruh. Beberapa jenis yang paling umum meliputi:

1. Septal Defect (Defek Septum)

  • Defek septum atrium (ASD) dan defek septum ventrikel (VSD) adalah kelainan yang terjadi ketika ada lubang atau celah di dinding yang memisahkan ruang jantung, yaitu antara atrium atau ventrikel. Lubang ini memungkinkan darah mengalir tidak normal antara sisi kiri dan kanan jantung, menyebabkan beban ekstra pada jantung.
    • Ventrikular septal defect (VSD) lebih umum dan sering ditemukan pada bayi baru lahir.
    • Atrial septal defect (ASD) lebih sering ditemukan pada usia anak-anak atau dewasa muda.

2. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

  • PDA adalah kondisi di mana saluran yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonalis tidak menutup setelah kelahiran, seperti yang seharusnya terjadi. Hal ini dapat menyebabkan darah mengalir tidak normal antara dua pembuluh darah besar.

3. Tetralogi Fallot

  • Tetralogi Fallot adalah cacat jantung bawaan yang melibatkan empat kelainan:
    1. Defek septum ventrikel (lubang di dinding antara dua ventrikel).
    2. Penyempitan atau obstruksi pada katup pulmonalis.
    3. Pembesaran jantung kanan.
    4. Aorta yang terletak di atas lubang septum.
  • Kondisi ini menyebabkan darah yang miskin oksigen dipompa ke seluruh tubuh, yang menyebabkan anak menjadi biru dan kesulitan bernapas.

4. Stenosis Aorta

  • Stenosis aorta adalah penyempitan pada katup aorta, yang menghalangi aliran darah dari jantung ke tubuh. Kondisi ini bisa membuat jantung bekerja lebih keras, menyebabkan penurunan aliran darah ke tubuh dan meningkatkan risiko gagal jantung.

5. Transposisi Arteri Besar (TGA)

  • TGA adalah kondisi langka di mana arteri utama jantung (aorta dan arteri pulmonalis) terbalik posisinya, yang menyebabkan darah kaya oksigen mengalir ke paru-paru, sementara darah yang kekurangan oksigen dipompa ke tubuh. TGA adalah kondisi serius yang memerlukan pembedahan segera setelah lahir.

6. Koarktasio Aorta

  • Koarktasio aorta adalah penyempitan aorta yang membatasi aliran darah ke seluruh tubuh. Ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan menambah beban pada jantung.

7. Eisenmenger Syndrome

  • Ini adalah komplikasi dari kelainan jantung bawaan, di mana defek jantung menyebabkan aliran darah yang tidak normal yang akhirnya menyebabkan hipertensi paru (peningkatan tekanan darah di paru-paru), yang berbahaya bagi kehidupan.

Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Gejala penyakit jantung bawaan pada anak dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kelainan. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  1. Kesulitan Bernapas
  • Anak dengan penyakit jantung bawaan mungkin mengalami kesulitan bernapas atau bernapas dengan cepat, terutama setelah aktivitas fisik ringan.
  1. Pucat atau Biru di Bibir dan Jari Tangan (Sianosis)
  • Anak-anak dengan kelainan jantung yang mengganggu aliran darah ke tubuh seringkali mengalami kulit dan bibir yang terlihat biru (sianosis) karena kadar oksigen yang rendah dalam darah.
  1. Kelelahan dan Kelemahan
  • Anak-anak dengan penyakit jantung bawaan sering merasa cepat lelah atau tidak memiliki energi untuk bermain atau beraktivitas seperti anak-anak seusianya.
  1. Pembengkakan pada Kaki atau Perut
  • Pembengkakan di kaki atau perut bisa terjadi akibat penumpukan cairan akibat gagal jantung.
  1. Detak Jantung Tidak Teratur
  • Anak-anak dengan penyakit jantung bawaan kadang-kadang mengalami detak jantung yang cepat, tidak teratur, atau tidak normal.
  1. Pertumbuhan yang Terhambat
  • Anak-anak dengan penyakit jantung bawaan mungkin mengalami pertumbuhan yang terhambat karena tubuh mereka tidak mendapatkan cukup oksigen atau nutrisi.

Diagnosis Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Diagnosis penyakit jantung bawaan biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes diagnostik, dan prosedur pencitraan. Beberapa metode yang umum digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung bawaan meliputi:

  1. Ekokardiogram (Ultrasonografi Jantung)
  • Ini adalah tes pencitraan yang paling sering digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung bawaan. Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk membuat gambaran tentang struktur dan fungsi jantung.
  1. Elektrokardiogram (EKG)
  • EKG mengukur aktivitas listrik jantung dan dapat membantu mendeteksi masalah detak jantung atau kelainan irama jantung.
  1. Rontgen Dada
  • X-ray dada dapat digunakan untuk memeriksa ukuran jantung dan melihat apakah ada pembengkakan atau masalah lain yang dapat menunjukkan penyakit jantung.
  1. Kateterisasi Jantung
  • Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa tekanan di dalam jantung dan pembuluh darah serta untuk mengidentifikasi kelainan struktural.
  1. Tes Darah
Share: Facebook Twitter Linkedin